
Manokwari, Beritajoin.com – Suasana tegang menyelimuti Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Manokwari pada Selasa (1/7/2025) pagi. Ratusan orangtua murid memadati halaman kantor sambil membawa berkas pendaftaran, berharap bisa mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah negeri favorit. Namun harapan itu pupus saat mereka mendapati formulir pendaftaran telah habis, bahkan sebelum jam resmi pendaftaran dimulai.

Beberapa orangtua mengaku datang sejak subuh demi memastikan anak mereka bisa mendapatkan tempat di sekolah tujuan. Salah satunya, Gerda Saiba, yang hendak mendaftarkan anaknya dari SD Taman Ria ke SMP Negeri 15 Rendani. Ia mengaku kecewa karena lokasi rumahnya berada dalam satu kompleks dengan sekolah tersebut, namun tetap tidak kebagian formulir.
“Saya datang sebelum jam buka, rumah dekat sekali dari sekolah, tapi katanya formulir sudah habis. Kami ke sini minta solusi, masa anak kami tidak bisa sekolah?” ujar Gerda dengan nada kecewa.
Kondisi serupa terjadi di sejumlah sekolah favorit lainnya di Manokwari. Ratusan orangtua mendesak Disdik agar anak-anak mereka tetap mendapatkan hak untuk bersekolah.
Disdik: Kami Tidak Tinggal Diam
Menanggapi lonjakan pendaftar dan keterbatasan formulir, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Recky A.D. Risamasu, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima berkas pendaftaran dari ratusan orangtua siswa dan akan segera memprosesnya.
“Kami akan seleksi berdasarkan domisili, sesuai dengan Permendikdasmen. Tapi juga harus mempertimbangkan daya tampung dan sistem Dapodik. Tidak bisa asal terima karena nanti jadi masalah administratif,” tegas Recky.

Recky juga mengimbau agar orangtua tidak terpaku pada sekolah favorit. Pemkab Manokwari telah membuka SMA Negeri 4 Manokwari sebagai alternatif, dan masih ada sekolah swasta yang kualitasnya terus ditingkatkan.
“Kami berharap orangtua tidak ragu memilih sekolah swasta. Soal kualitas, itu menjadi tanggung jawab kami untuk memastikan semua sekolah layak,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP, Pardjiyanti, menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menjamin hak semua anak untuk bersekolah.
“Kami petakan domisili calon siswa dan salurkan mereka ke sekolah terdekat yang masih memiliki daya tampung. Tidak boleh ada anak yang putus sekolah hanya karena tidak masuk sekolah favorit,” jelas Pardjiyanti.
Penyebab Utama: Lonjakan Peminat dan Sekolah Favorit
Sekretaris Disdik Manokwari, Paitu Sayori, menyebut bahwa mekanisme PPDB tahun ajaran 2025/2026 mengacu pada Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025. Penerimaan dilakukan serentak untuk semua jenjang, dari PAUD hingga SMA/SMK.
“Memang ada sekolah-sekolah favorit yang jadi rebutan, seperti SMA Negeri 1 dan 2. Tapi kami sudah siapkan opsi sekolah lain seperti SMP Negeri 29 dan SMA Negeri 4,” jelas Paitu.
Dinas Pendidikan berkomitmen agar tidak ada anak di Manokwari yang tertinggal dalam proses pendidikan. Seluruh berkas yang telah dikumpulkan akan diverifikasi dan dipetakan ulang. Proses ini diharapkan bisa mengakomodasi siswa yang semula tidak tertampung, tanpa harus melanggar aturan atau membebani daya tampung sekolah.
“Kami akan bijak melihat kondisi ini. Semua anak berhak belajar, dan kami akan pastikan itu,” tutup Recky Risamasu.