
Nabire, Beritajoin.com – Suasana haru dan keprihatinan mewarnai kunjungan Ketua Komisi II DPR Papua Tengah, Paulus Mote, bersama sejumlah anggota dewan ke Mapolres Nabire, Kamis (27/06/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi enam warga yang ditahan pasca-kericuhan tragis di Pasar Karang, Nabire, Rabu (26/06/2025).
“Kami sangat prihatin. Beberapa dari mereka mengalami luka lebam di tubuh. Ini sungguh mengecewakan. Penanganan situasi seharusnya bisa lebih manusiawi agar tidak menimbulkan korban, apalagi korban jiwa,” tegas Mote usai meninjau para tahanan.
Tak hanya menyoroti kondisi fisik para tahanan, kunjungan DPRP juga bertujuan untuk mendorong penyelesaian hukum secara adil, termasuk pembebasan enam warga yang ditahan serta penanganan satu korban yang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Meskipun Kapolres Nabire tengah berada dalam perjalanan dinas ke wilayah Yaur, komunikasi tetap dilakukan melalui sambungan telepon. Dalam percakapan itu, Kapolres menyatakan kesediaannya untuk melakukan audiensi dengan DPRP Papua Tengah pada sore hari setibanya kembali di Nabire.
“Kami imbau masyarakat Papua Tengah tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu liar yang berkembang. Kami sedang berkoordinasi intensif dengan pihak Kepolisian dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) agar proses ini berjalan sesuai hukum yang berlaku,” tambah Mote.
Ia menegaskan bahwa DPRP bersama LBH akan mengawal proses hukum ini secara terbuka dan bertanggung jawab, serta memastikan tidak ada pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam penanganan konflik sosial seperti ini.
“Kami datang untuk menjamin keadilan bagi rakyat. Kami tidak akan tinggal diam jika ada pelanggaran dalam penanganan kasus ini. Biarlah hukum yang bicara, tetapi dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan,” tutupnya penuh ketegasan.
Mote juga mengajak keluarga korban dan seluruh masyarakat untuk menanti hasil audiensi dengan tenang, sembari terus memperjuangkan agar tidak ada lagi warga sipil yang menjadi korban dalam konflik di tanah Papua.[red/eu]