
Jayapura, BeritaJoin.com – Dalam nuansa penuh kehangatan dan haru, ratusan jurnalis dari berbagai generasi berkumpul dalam momen Halalbihalal keluarga besar pers Papua, Sabtu (14/6/2025), di salah satu hotel di kawasan Abepura, Kota Jayapura.
Acara yang mengusung tema “Merawat Silaturahmi, Menebar Kasih” ini bukan sekadar pertemuan tahunan, tetapi menjadi refleksi mendalam atas perjuangan para jurnalis dalam menyuarakan kebenaran di Tanah Papua—tanah yang kaya akan cerita, namun juga sarat tantangan.
Silaturahmi Lintas Generasi, Emosi yang Tak Terbendung
Wajah-wajah lama dan baru di dunia jurnalistik Papua menyatu dalam suasana akrab. Video dokumenter bertajuk “Suara Damai dari Timur” menjadi momen paling menyentuh, menampilkan kilasan perjalanan jurnalis Papua dari masa ke masa. Tangis haru tak terbendung ketika potret para wartawan senior yang telah berpulang turut ditayangkan, seolah mengingatkan bahwa pers tak pernah mati—ia hanya berpindah tongkat estafet.
Donasi Spontan: Solidaritas untuk Aprilia Wayar
Aksi kemanusiaan menjadi napas acara ini. Secara spontan, donasi dikumpulkan untuk Aprilia Wayar, jurnalis dan penulis yang tengah berjuang melawan penyakit keras. Ini menjadi simbol nyata bahwa solidaritas di kalangan insan pers Papua tetap menyala, bahkan di tengah keterbatasan.
Tak hanya itu, santunan Tali Kasih juga diberikan kepada empat panti asuhan di wilayah Jayapura Raya serta kepada keluarga jurnalis yang membutuhkan.
Kolaborasi dan Harapan dari Berbagai Tokoh
Asisten II Setda Kabupaten Jayapura, Abdur Rahman Basri, yang hadir mewakili pemerintah, mengapresiasi peran strategis jurnalis sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah. Ia mengajak insan pers untuk terus menjaga integritas serta bersinergi dengan pemerintah dalam membangun Papua.
“Kami ucapkan terima kasih kepada para jurnalis yang terus menyuarakan kepentingan publik dan mengawal pembangunan secara kritis dan konstruktif,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua AJI Jayapura, Lucky Ireeuw, menegaskan pentingnya menjaga netralitas dan solidaritas antarjurnalis, khususnya jelang pesta demokrasi.
“Jangan sampai pilkada membuat kita terpecah. Kegiatan seperti ini harus jadi ruang penguat solidaritas dan regenerasi,” ujarnya.
Senada dengan itu, Wellem Yobi, mantan Kepala Biro LKBN Antara Papua, berharap pertemuan seperti ini menjadi tradisi tahunan agar jurnalis muda bisa belajar langsung dari para senior. Ia juga menyoroti pentingnya etika dan penampilan saat meliput, demi menjaga wibawa profesi.
Perempuan Jurnalis dan Perjuangan Kesetaraan
Dian Kandipi, Sekretaris Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Papua, menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam dunia pers. Ia mengajak para pewarta, tanpa memandang gender, untuk terus menjaga semangat kemerdekaan pers.
“Wartawan itu ada perempuan. Jangan mau kalah. Kita bawa semangat kemerdekaan pers itu dalam setiap pemberitaan. Profesi kita harus dihargai,” tegasnya.
Dukungan Mitra dan Pemerhati Pers
Kesuksesan acara ini juga tidak lepas dari dukungan luas berbagai pihak. Mulai dari institusi media, pemerintahan, dunia usaha, hingga organisasi sosial.
Beberapa di antaranya: PT Freeport Indonesia, Polda Papua, Media Jubi, Cenderawasih Pos, SAGA Group, Astra Motor, Pertamina, Pemkot Jayapura, Pemkab Deiyai, Pelni, Bulog, BPJS Kesehatan, NPC Papua, serta para donatur perorangan dan lembaga pers di Papua.
Menyatukan Semangat, Menatap Masa Depan
Acara ini bukan hanya tentang nostalgia. Ia adalah panggilan untuk merawat jurnalisme yang lebih manusiawi, bersatu dalam keberagaman, serta tetap kritis namun membangun. Di Bumi Cenderawasih yang kaya budaya dan sejarah, peran insan pers bukan hanya sebagai saksi, tetapi juga pelaku perubahan.
Dari tanah damai di timur Indonesia, para jurnalis bersatu. Bukan karena seragam, tapi karena suara yang sama: suara kebenaran dan kemanusiaan.[*]