
Teluk Bintuni, BeritJoin.com – Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Teluk Bintuni, Dr. Henry Donald Kapuangan, S.Pd., MM, melakukan monitoring kegiatan pendidikan semester di sejumlah distrik, termasuk Mayado dan Yakora, Senin (26/5/2025). Dalam kunjungannya, ia menemukan fakta mencengangkan: banyak guru tidak hadir saat masa ujian berlangsung.
Monitoring ini sekaligus menjadi momen untuk menyalurkan bantuan sembako dan minyak tanah kepada para guru yang terdampak banjir di wilayah Yakora dan Aranday.
Rombongan menggunakan kendaraan roda empat (Hilux) dan sempat menghadapi kendala di Jembatan Jalur 10, Stengkol 1, Distrik Tembuni. Mereka harus berhenti sejenak untuk memperbaiki jembatan agar dapat dilalui. Sekitar 20 menit kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan menjadikan kendaraan sebagai landasan di jembatan darurat tersebut.
Namun tantangan belum berakhir. Di perbatasan Distrik Tembuni dan Mayado, jembatan lain juga dalam kondisi rusak. Setelah diperbaiki secara darurat, rombongan melanjutkan perjalanan ke SD Negeri Mayado.
Di sekolah tersebut, Dr. Henry hanya menemukan satu guru yang hadir dari seluruh tenaga pengajar yang seharusnya bertugas. Guru tersebut menyampaikan bahwa sebagian besar rekannya tidak hadir karena banjir yang melanda Kali Merah di perbatasan Mayado dan Stengkol 3, sementara yang lain sedang berada di Kota Bintuni.
“Sebagian guru tinggal di Stengkol 3, jadi mereka terhalang banjir. Sebagian lagi sedang ke Kota Bintuni,” ujar guru tersebut yang mengaku telah mengabdi selama 17 tahun di Mayado.
Menanggapi temuan ini, Kadis menegaskan pentingnya kehadiran guru pada masa ujian semester. Ia menyayangkan alasan ketidakhadiran dan menekankan bahwa pelaksanaan ujian adalah bentuk evaluasi kinerja tahunan yang tidak bisa diabaikan.
“Kenapa tidak tinggal di sini sementara ujian berlangsung? Ujian semester ini adalah bentuk evaluasi atas kerja kita selama satu tahun,” tegasnya.
Ia juga memperingatkan bahwa ketidakhadiran guru pada masa krusial ini tidak boleh terulang.
“Saya akan datang kembali. Jika ditemukan guru tidak aktif, maka akan kita evaluasi,” ujarnya.
Situasi serupa juga terjadi di SMA Negeri Mayado. Sekolah tampak sepi, hanya tiga guru yang hadir, tanpa satu pun siswa. Seorang guru menyebut bahwa banjir di Kali Merah menghalangi para siswa untuk hadir.
Dalam kunjungannya, Dr. Henry juga memeriksa fasilitas sekolah dan mendengar langsung kebutuhan para guru, termasuk akses internet, perumahan layak, dan sumur bor. Ia mendorong para guru untuk tetap semangat dan betah mengajar di daerah terpencil, serta lebih aktif dalam menjangkau siswa.
“Jangan hanya hadir saat ujian saja,” pesannya.
Sementara itu, rencana kunjungan ke Distrik Yakora harus ditunda karena tingginya debit air dan derasnya arus banjir di Kali Merah. Berdasarkan saran warga setempat, rombongan diminta menunggu hingga kondisi lebih aman untuk melintas.