
Manokwari, BeritaJoin.com – Aksi solidaritas kemanusiaan kembali ditunjukkan oleh mahasiswa dan pemuda Manokwari. Selama lebih dari sepekan, gabungan dari Solidaritas Mahasiswa Manokwari, OKP Cipayung Plus, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berbagai universitas, dan Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT) turun ke jalan melakukan penggalangan dana bagi korban banjir bandang di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Aksi yang dilakukan di dua titik strategis, yakni lampu merah Makalo dan lampu merah Wosi Haji Baju, berlangsung sejak Rabu, 14 Mei 2025. Menurut Sekretaris Tim Solidaritas Aksi, Paskalis Will, kegiatan ini digerakkan oleh semangat kemanusiaan dan persatuan tanpa memandang latar belakang daerah atau institusi.
“Aksi kami dilakukan sejak pukul 13.00 hingga 18.00 WIT. Hari ini adalah hari terakhir penggalangan sesuai jadwal awal. Namun karena belum ada respon dari beberapa pihak yang kami kirimi proposal, posko donasi akan diperpanjang 3 hingga 4 hari ke depan,” jelas Paskalis.

Selama satu minggu empat hari, tim telah tiga kali melakukan aksi penggalangan dana di jalan. Hasilnya, terkumpul dana sebesar Rp31.455.000 dan 24 kardus berisi bantuan barang kebutuhan pokok. Donasi ini berasal dari warga yang melintas, mahasiswa dari berbagai ikatan kedaerahan, serta dukungan lembaga dan instansi di Manokwari.
Hadapi Fitnah dan Provokasi
Namun, semangat solidaritas ini sempat diganggu oleh isu hoaks yang disebarkan melalui media sosial Facebook dan sempat viral, serta menuding aksi penggalangan dana tersebut digunakan untuk kepentingan tertentu, bukan untuk bantuan kemanusiaan.
Paskalis dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk provokasi yang tidak bertanggung jawab.
“Kami tegaskan bahwa tuduhan itu tidak benar. Aksi ini murni kemanusiaan. Kami menduga ada pihak ketiga yang ingin merusak gerakan ini. Kami akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban,” ujarnya.
Pihak penyelenggara meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan terus menjaga semangat kebersamaan.
“Manokwari adalah Kota Injil. Kota ini harus tetap menjadi tempat yang aman dan damai. Jangan beri ruang pada provokator. Kita kutuk segala bentuk adu domba yang merusak semangat kemanusiaan,” pungkas Paskalis.
Aksi ini menjadi bukti bahwa semangat solidaritas lintas kampus dan organisasi di Manokwari tetap hidup, bahkan di tengah godaan provokasi yang ingin memecah belah. [JS]