
Ketua DPD SBSI Papua Barat, Rommeyr Julius Darius Arwam.
Manokwari, Mediaprorakyat.com — Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) pada 1 Mei mendatang, DPD Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Provinsi Papua Barat telah melakukan berbagai persiapan demi menyukseskan momentum penting bagi para pekerja ini.
Ketua DPD SBSI 1992 Papua Barat, Rommeyr Julius Darius Arwam, mengungkapkan bahwa panitia pelaksana telah terbentuk dan kini tengah bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
“Panitia sudah dibentuk dan mulai bergerak sesuai dengan bidangnya serta arahan yang diberikan,” ujarnya kepada media ini pada Rabu (16/4/25).
Rommeyr menegaskan bahwa peringatan Mayday bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi buruh, khususnya di wilayah Manokwari. Hal ini sejalan dengan visi dan misi SBSI sebagai organisasi yang memperjuangkan kesejahteraan buruh.
“Buruh adalah elemen penting dalam mendorong kemajuan bangsa. Karena itu, Mayday menjadi momen berharga bagi kami di SBSI untuk bersatu dan bersuara demi hak serta kesejahteraan buruh,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rommeyr juga mengulas sejarah berdirinya SBSI yang lahir pada 25 April 1992. Organisasi ini digagas oleh tokoh-tokoh besar bangsa seperti (Alm.) Moekhtar Pakpahan dan (Alm.) Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang memiliki perhatian besar terhadap nasib kaum pekerja.
Dalam aksi mendatang, Rommeyr menegaskan bahwa SBSI tidak akan membawa isu-isu di luar kepentingan buruh. Fokus utama tetap pada perjuangan hak dan kesejahteraan pekerja di tempat mereka mengabdi.
“Isu yang kami angkat murni terkait kesejahteraan buruh, khususnya di Manokwari. Tidak ada agenda terselubung atau kepentingan pribadi yang dibawa dalam peringatan ini,” tegasnya.
Rangkaian kegiatan peringatan Mayday akan melibatkan aksi damai berupa longmarch. SBSI pun telah berkoordinasi dengan aparat keamanan TNI/Polri untuk memastikan acara berlangsung aman dan tertib.
“Kami bersyukur karena selama ini koordinasi kami dengan pemerintah daerah berjalan dengan baik. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh aksi buruh yang damai, tertib, dan bermartabat tanpa tindakan anarkis,” pungkas Rommeyr.
Mayday bukan sekadar hari libur — tetapi sebuah seruan solidaritas bagi jutaan buruh yang terus berjuang demi kehidupan yang layak. Dan SBSI Papua Barat siap menjadi bagian dari suara itu. [MS]