
Foto : ilustrasi dari Google . Menjelang Hari Buruh, Tokoh Pemuda Manokwari Imbau Masyarakat Jaga Kedamaian dan Bijak Sampaikan Aspirasi
Manokwari, BeritaJoin.com – Menyambut peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei, berbagai dinamika sosial diprediksi akan muncul di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Dalam momentum perjuangan hak-hak buruh ini, masyarakat diimbau agar tetap menjaga ketertiban, menghindari provokasi, dan mengutamakan cara-cara damai dalam menyampaikan aspirasi.
Tokoh Pemuda Manokwari, Anton Worabai, mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk menyikapi momentum ini dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab. Ia menyoroti bahwa unjuk rasa yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas.
“Beberapa hari lalu, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di Amban menyebabkan terganggunya mobilitas warga, khususnya para pengemudi ojek dan masyarakat umum yang hendak melintas. Jalan ditutup, aktivitas warga terganggu, bahkan sumber penghidupan mereka ikut terhambat,” ujar Anton kepada wartawan, Selasa (15/4/2025).
Menurut Anton, menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara yang dijamin undang-undang. Namun, ia menegaskan pentingnya menyuarakan aspirasi dengan cara yang santun, damai, dan tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Perjuangan buruh jangan sampai ternodai oleh tindakan-tindakan anarkis. Mari kita jaga kedamaian di Tanah Injil ini. Membangun Manokwari tidak dilakukan dengan amarah dan kekerasan, tetapi dengan hati dan nilai kasih yang diajarkan oleh Injil,” tegasnya.
Anton, yang juga alumni Universitas Papua (Unipa) Manokwari, menekankan bahwa kebebasan berekspresi bukanlah pembenaran untuk merusak tatanan sosial yang telah dibangun bersama. Ia mengajak mahasiswa maupun organisasi masyarakat (ormas) untuk lebih elegan dalam menyampaikan aspirasi.
“Kita punya Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai lembaga kultur yang dapat menjadi jembatan aspirasi rakyat. Selain itu, kita memiliki warisan leluhur seperti para-para adat yang sejak dulu menjadi sarana bermusyawarah dan menyampaikan pendapat. Gunakanlah ruang-ruang itu untuk berdialog, bukan dengan aksi yang mengganggu ketertiban umum,” jelasnya.
Lebih lanjut, Anton juga menanggapi adanya rencana kelompok tertentu yang akan menggelar kongres atau pertemuan yang berpotensi memecah persatuan bangsa. Ia menyatakan bahwa hal tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan di Manokwari.
“Jika ada agenda tersembunyi yang menjurus pada perpecahan, lebih baik dihentikan. Masyarakat Manokwari saat ini sudah cerdas, sudah bisa menilai dan memahami situasi. Saya yakin masyarakat kita tidak mudah dibodohi lagi. Maka, agenda-agenda seperti itu tidak pantas dilaksanakan di kota peradaban ini,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Anton kembali mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas wilayah menjelang Hari Buruh dan menyikapi setiap persoalan dengan kepala dingin.
“Marilah kita bersama-sama menciptakan suasana yang damai dan harmonis. Tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang dewasa dalam berdemokrasi, bijak dalam menyikapi persoalan, dan cinta terhadap tanah ini,” pungkasnya.[*]