
Pemberian uang Pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Kepala Sekolah SMPN 2, Margariet Pondajar M.Pd kepada Pemenang Juara Pertamax Putra Festival Bahasa dan Budaya Hatam,Renandy Agus Putra, siswa kelas 7A.(Foto: Dok beritajoin..com)
Manokwari, BeritaJoin.com – Siapa bilang budaya jadi penghalang untuk berprestasi? Renandy Agus Putra, siswa kelas 7A di SMP Negeri 2 Manokwari, membuktikan sebaliknya. Meski bukan Orang Asli Papua (OAP), ia sukses mengukir prestasi membanggakan dengan menjadi Juara Pertama Putra dalam Lomba Puisi Berbahasa Hatam

Prestasi ini menjadi sorotan karena Renandy, yang bukan merupakan Orang Asli Papua (OAP), mampu mengungguli peserta lain yang berasal dari suku asli daerah tersebut.
Bahasa Hatam, salah satu bahasa suku di Pegunungan Arfak, memiliki nilai budaya tinggi di Tanah Papua. Melalui program Literasi Bahasa Hatam yang diterapkan di SMP Negeri 2 Manokwari sejak tahun 2024, siswa diajak mengenal dan melestarikan kekayaan budaya lokal.
Di antara banyak peserta, Renandy membuktikan bahwa semangat belajar dan kerja keras mampu menembus batas budaya. Dedikasinya yang luar biasa membawanya menjadi yang terbaik di ajang tersebut.

“Renandy adalah anak yang cerdas dan penuh semangat belajar. Ia berhasil mengalahkan peserta lain, termasuk mereka yang merupakan Orang Asli Papua sendiri. Prestasi ini menjadi bukti bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil,” ujar Margariet Pondajar, M.Pd, Kepala SMP Negeri 2 Manokwari kepada media belum lama ini.
Dukungan Sekolah dan Apresiasi dari Pemda Manokwari
Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Daerah (Pemda) Manokwari memberikan uang pembinaan kepada Renandy. Sekolah juga berkomitmen dan fokus melanjutkan upaya melestarikan Bahasa Hatam melalui program literasi yang dijalankan setiap hari Kamis.
“Kami membiasakan siswa menggunakan Bahasa Hatam dalam dalam apel pagi di kelas, sapaan sehari-hari, seperti ‘selamat pagi’, ‘terima kasih’, dan lainnya. Ini cara kami menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal,” tambah Margariet.
Keberhasilan ini menjadi kejutan manis bagi keluarga Renandy. Ibunya mengaku sangat bangga dan terharu melihat putranya berdiri di puncak prestasi.
“Saya tidak menyangka Renandy bisa menjadi juara. Saya berharap ini bisa menjadi motivasi bagi teman-temannya, khususnya anak-anak OAP, untuk terus semangat belajar dan mencintai budaya sendiri,” ujarnya dengan mata berbinar.
Kisah Renandy Agus Putra menjadi bukti bahwa batas budaya bukanlah penghalang untuk berprestasi. Dengan semangat, kegigihan, dan bimbingan yang tepat, siapa pun bisa meraih kesuksesan.
Keberhasilannya diharapkan bisa menjadi pemantik semangat bagi seluruh siswa di Papua untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya daerah, sekaligus membuktikan bahwa dengan usaha keras, apapun bisa diraih!
SMP Negeri 2 Manokwari membuktikan bahwa pendidikan berbasis budaya dapat menjadi jembatan persatuan di tengah perbedaan. Dan Renandy? Dia adalah bintang baru yang membuktikan bahwa semangat belajar tidak mengenal batas![MS]